Ibunya Cuma Pengumpul Getah Karet, Anak Ini Dihina Miskin Hingga Ia Paksa Sang Ibu Cari Uang yang Banyak. Tapi “Kejadian Tak Diduga” Ini Bikin Ia Terdiam!

Orangtua atau ibu selalu mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Rasanya hampir semua ibu akan melakukan hal tersebut demi anak-anaknya. Orangtua rela mengenyampingkan keinginan dan kebutuhan dirinya demi terpenuhi kebutuhan anak. Namun terkadang anak tak tau seberapa besar usaha dan perjuangan ibunya dalam mengabulkan setiap keinginan anak. Ya! Karena anak tak pernah bagaimana ornagtuanya mencari uang dan bekerja keras selama ini. Seperti sebuah kisah dalam film pendek yang berjudul ‘rubber boy’ satu ini semoga bisa memberikan inspirasi bagi semua orang.

“Namaku Ah Hock, aku masih duduk dibangku sekolah dasar. Setiap pagi ibu rutin membangunkanku agar aku segera bersiap untuk sekolah. Ibu juga selalu menyiapkan sarapan untukku, meskipun sederhana namun ia tetap menyajikan sarapan dan menngharuskanku untuk memakannya.

Setiap hari aku diantar ibu menggunakan sepeda motor yang disampingnya ada keranjang . keranjang itu ibu pergunakan untuk menyimpan hasil getah karet. Ibu adalah pengepul getah karet. Namun pagi itu saat di perempatan jalan aku melihat teman sekolahku yang diantar kedua orangtuanya menggunakan mobil. Saat temanku menoleh ke arahku aku membuang muka ke samping, bukannya aku malu menjadi orang miskin. Aku harus rela kehujanan menggunakan motor hingga badanku basah, disaat yang lain bajunya tak sedikitpun kena hujan karena diantar kedua orangtuanya menggunakan mobil.

Teman sekelasku kerap mengejek sambil berkata anak getah karet, anak getah karet. Iya mereka kadang menyakitiku dengan sebuah karet gelang yang mereka arahkan ke pipiku. Tentu itu sakit dan menyakitkan. Anak-anak di kelas malah mentertawakanku, mereka tak membelaku hanya karena aku adalah seorang anak tukang pengepul karet.

Sepulang sekolah ibu memarahiku karena aku berkelahi di sekolah. Aku membela diriku, dan mengatakan pada ibu jika mereka menyebutku bocah getah karet! Ini karena ibu! Kita miskin makanya mereka menghina!

Aku sangat marah pada ibu, ku luapkan semua yang selama ini terpendam! Dengar bu, teman temanku pergi ke sekolah naik mobil! Aku? Hanya naik motor butut milik ibu. Dihari tahun baru China teman-temanku mendapatkan pakaian dan mainan baru! Aku? Tidak pernah! Aku menangis dan sangat marah. Saat ibu bertanya apa aku menginginkan itu. Aku membentaknya supaya ia bekerja keras agar tak miskin, bisa menghasilkan banyak uang dan bisa membuat keluargaku kaya!

Saat ibu mendengar apa yang aku ucapkan, ia menyuruhku untuk ikut bekerja bersamanya besok. Akupun menantang ibu dan tak takut dengan apa yang ibu ajak. Keesokan hari aku bangun pagi tanpa ibu suruh aku marah dan segera memulai pekerjaan. Aku menyepelekan semua yang ibu lakukan.

Aku pantas ditampar, karena menyuruh ibu untuk bekerja keras. Baru ku sadari, selama ini ibu bekerja keras untuk membiayai hidup kami. Mengangkat 1 emberpun aku tak kuat, tapi ibu ia mengangkat 3 ember sekaligus. Bekerja tak henti, saat aku bertanya ‘bu bisakah aku membantumu mengumpulkan getah karet?’ ibu menamparku. Namun ia berkata jika di pipiku ada nyamuk. Aku meminta maaf padanya dan ibu berkata jika aku tak perlu membantunya untuk mengumpulkan getah karet, cukup dengan belajar yang rajin.

Keesokan pagi, saat pergi sekolah dibonceng ibu, lagi-lagi aku berpapasan dengan temanku yang diantar menggunakan mobil. Namun pagi itu berbeda. Di dalam mobil terlihat ayah dan ibunya yang bertengkar dan ia terlihat menyimpan amarah serta kekesalan di raut wajahnya. Aku tambah mengerti bahwa kebahagiaan bukan diukur dari seberapa banyak harta yang kita miliki. Namun bahagia akan terasa jika kita pandai bersyukur.


Sumber: Youtube

Video Rekomendasi:



Kamu Mungkin Suka