Bagaimana Membuat Anak Sulung Mau Menerima Kehadiran Adik Barunya? Ternyata Cukup Dengan Menghindari "5 Kalimat" Ini!

Banyak orang tua yang bingung bagaimana cara yang tepat untuk mendidik anak-anak mereka, terutama dalam menghadapi anak sulung yang seringkali berulah setelah kelahiran adiknya. Selama ini, tanpa disadari, banyak tindakan atau kata-kata orang tua yang membuat si sulung merasa disisihkan. Hal ini tentu tidak baik untuk perkembangan mental si sulung ke depannya.

Lima kalimat terlarang berikut ini seharusnya tidak boleh dikatakan orang tua kepada anak-anaknya. Tapi pada prakteknya, ternyata 90% orang tua malah seringkali mengatakannya pada anak-anaknya.

1. Kamu adalah seorang kakak, kenapa tidak bisa mengalah pada adikmu?


Konflik antara kakak dengan adiknya adalah hal yang tidak dihindari. Jadi, orang tua seharusnya mendidik kedua anaknya sekaligus dengan menggunakan sudut pandang yang lebih objektif. Lalu, jika keduanya berebut mainan, apakah yang sebaiknya dilakukan?


Daripada menyuruh si sulung mengalah, akan lebih baik jika mengatakan kalimat berikut ini dan membiarkan mereka memikirkan sendiri jalan keluar dari permasalahannya: "Mainan ini hanya ada satu. Jika kalian berdua ingin memainkannya, maka pikirkanlah cara agar masing-masing dari kalian mendapat giliran."

2. Kamu harus belajar berbagi dengan adikmu, kenapa sih kamu begitu egois?


Tanpa disadari, setelah kelahiran anak kedua, rasa cinta yang semula tercurah kepada si sulung kini beralih pada sang adik. Dengan memaksa si sulung kembali membagi hal lain yang sebenarnya merupakan haknya, tentu saja akan lebih melukai perasaannya. Lalu apakah yang sebaiknya dilakukan?


Akan lebih baik mengatakan kalimat berikut ini: "Sayang, ini adalah urusanmu. Kamu berhak memutuskan siapa yang akan bermain. Kami menghormati keputusanmu, bahkan jika kamu tidak ingin membaginya dengan adikmu, itu tidak masalah."


Ketika anak-anak tidak mau berbagi, orang tua tidak boleh memaksa anak untuk berbagi barang-barangnya, atau bahkan mengatakan bahwa anak itu egois. Orang tua harus menghormati hak anak dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk bermain dengan keduanya. Lambat laun, si sulung pasti bersedia berbagi dengan adiknya.

3. Kamu kan sudah besar, tapi kenapa kamu malah lebih kekanak-kanakan dibanding adikmu yang masih kecil?


Seringkali si sulung berusaha menarik perhatian orang tuanya dengan mengikuti perilaku sang adik. Daripada memarahinya, akan lebih baik jika mengatakan kalimat berikut ini:


"Sayang, ibu dan ayah selalu mencintaimu. Kamu bukan saja anak tertua yang kami miliki, tapi kamu juga adalah kakak dari adikmu ini. Kamu punya banyak kemampuan yang tidak dimiliki oleh adikmu, jadi ajarkan dia semua itu, setuju?"

4. Kalau kamu tidak menurut, ibu/ayah hanya akan sayang pada adikmu!


Tanpa orang tua sadari, si sulung akan merasa banyak hal yang berubah setelah kelahiran adiknya. Memberontak adalah salah satu sikap yang dia tunjukkan sebagai ungkapan protesnya. Jadi, daripada memojokkannya, akan lebih baik jika menunjukkan bahwa ayah dan ibunya masih mencintainya.


"Ibu/ayah tahu bahwa kamu tidak mau berbagi kasih sayang dengan adikmu. Kamu bisa mengungkapkan perasaanmu. Ibu/ayah bisa mengerti apa yang kamu rasakan, karena ibu/ayah pun pernah mengalami hal yang sama. Tapi kehadiran adikmu ini pun sangat menyenangkan, karena banyak hal yang bisa kalian bagi bersama..."

5. Kamu lihat adikmu, dia bisa membantu ayah/ibu! Tapi kamu malah begitu kekanak-kanakan?


Jika mengatakan kalimat di atas, akan memberikan kesan bahwa orang tua sudah tidak menyayangi si sulung lagi, sehingga si sulung akan merasa terluka dan sedih. Jadi, bagaimana mengatakannya dengan lebih baik?


"Sebentar lagi akan ada tamu yang datang, tapi mainanmu masih berantakan di sana. Bukankah seharusnya kita menyambut tamu dengan keadaan rumah yang bersih? Kalau kamu mau membereskannya sekarang, itu akan sangat membantu."


Sumber: healthyssk


Kamu Mungkin Suka