Anak Bandel? Jangan Dipukul! "6 Hukuman Ini" Jauh Lebih Efektif dan Bikin Anak Tambah Dewasa!

Pendidikan dalam keluarga, menghukum anak adalah salah satu cara orang tua untuk membesarkan dan mengoreksi kesalahan anak. Seperti kata pepatah, tanpa peraturan, semua tidak bisa berjalan dengan baik. Anak melakukan kesalahan dan secara alami membutuhkan pendidikan dan hukuman dari orang tua mereka. Namun, menghukum anak juga harus didasarkan dengan cara ilmiah. Hukuman yang tidak tepat, tidak hanya membuat perilaku anak semakin buruk, tapi bisa membuat anak mengembangkan perilaku yang berbalik arah. Jika anak melakukan kesalahan, jangan dimarahi atau dipukul! Hukum anak dengan 6 cara ini!

1. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga


Kasus: sembarangan corat coret, buang-buang barang atau mainan…

Hukuman: siapkan kain lap, sapu, ember dan alat bersih-bersih lainnya. Biarkan anak mengembangkan kebiasaan bersih dan rapi.

Catatan:

- Orang tua harus selalu memperhatikan keselamatan anak, anak yang lebih kecil bisa ditemani oleh orang tua.

- Metode ini bisa membuat anak untuk terbiasa kembali menjaga barang-barangnya, harus ditanya juga kepada anaknya apa yang telah ia pelajari ketika melakukan pekerjaan rumah tangga.

2. Penalti


Kasus: ribut, berisik, bertengkar dengan anak lain

Hukuman:

- Siapkan satu kursi khusus yang kamu beri nama kursi hukuman atau sebagainya dan buat anak duduk disana setelah melakukan kesalahan.

- batasi waktu hukuman, bicarakan kepada anak tentang berapa lama waktu hukuman

- setelah hukuman selesai, beritahu anak alasan dia dihukum.

3. Membaca dan menulis


Kasus: ada kecenderungan melakukan kekerasan, berbohong atau mencuri

Hukuman:

- Pilih satu tempat untuk menghukum mereka, letakkan kursi dan meja disana

- Letakkan pensil, kertas gambar, buku cerita di area hukuman

- Biarkan anak menulis atau membaca terlebih dahulu, baru selesaikan emosi anak

Catatan:

- Jika kamu tidak bisa melepaskan pekerjaanmu saat itu, boleh suruh anak untuk menenangkan diri di area hukuman

- jangan marahi anak dan mengisolasinya, tapi redakan emosi mereka terlebih dahulu

4. Beri nasihat


Kasus: bertengkar dengan orang lain, melawan


Hukuman:

- tinggalkan semua pekerjaanmu saat itu juga dan berjalan ke arah anak, suruh mereka untuk memperhatikan kamu

- kemudian, tanyakan pada anak alasan mereka bertengkar, dengarkan alasan mereka dengan sabar

- mengajarkan pada anak bahwa perilaku memukul dan merebut adalah salah dan meminta anak untuk belajar mengatakan “tolong, terima kasih, maaf”.

Catatan:

- Jangan memegang atau mengancam anak dengan suara keras

- Jangan langsung menarik anak, membentak pada anak

- Jangan menyakiti harga diri anak

5. Menggambar


Kasus: suka memarahi orang, menendang orang, menggigit orang dan perilaku kecil lainnya yang tidak pantas

Hukuman:

- letakkan sebuah meja kecil di tempat yang tetap (sebaiknya meja hukuman itu berbeda dari meja yang biasanya digunakan, supaya anak bisa punya rasa takut ketika bertemu meja hukuman)

- siapkan buku gambar dan pensil warna atau alat warna lainnya, biarkan anak menggambar, mengeluarkan semua yang ada dipikirannya

Catatan:

- saat anak terluka, segera tangani lukanya terlebih dahulu

- biarkan anak menggambar semua kejadian dan kesalahan yang mereka perbuat

- orang dewasa harus bisa mengontrol emosi dan coba mengerti lukisan yang dibuat anak, alasan mereka berbuat salah.

- ini adalah terapi seni dan lebih tidak akan melukai harga diri anak

6. Beri larangan


Kasus: tidak mau sikat gigi, pilih-pilih makanan, lempar-lempar barang

Hukuman: larang anak untuk makan makanan kesukaannya dan main mainan kesukaannya. Buat ini sebagai hukuman

Catatan:

- Jangan berbicara keras dengan anak dengan cara mengancam atau marah

- biarkan anak mengetahui alasan larangan ini dan mengembalikan haknya jika mereka bisa bekerja sama dengan baik.

Mendidik anak adalah pekerjaan wajib dalam setiap keluarga. Janganlah terlalu cepat marah atau langsung memukul anak, cobalah lebih bersabar terhadap anak!

Sumber: coco02

Kamu Mungkin Suka