Bayi Anda yang mungil akan cepat tumbuh menjadi balita yang aktif. Perkembangan Si Kecil ini tidak hanya terbatas pada fisik semata, tetapi juga emosinya. Setelah mengetahui perkembangan emosi Si Kecil mulai dari bayi hingga usia 2 tahun, Moms juga perlu mengetahui perkembangan emosi balita 3-5 tahun. Berikut ini perkembangannya, Moms.

3 Tahun

Balita usia 3 tahun mulai mengerti emosi yang ia rasakan, namun masih memiliki kontrol yang minim terhadap emosi tersebut. Jika ia merasa suatu hal sangat lucu, ia akan tertawa terbahak-bahak. Begitu pula sebaliknya, jika ia merasa sedih atau marah, ia akan menangis.

Pada usia ini, Si Kecil belum memiliki kontrol akan impulsivitasnya. Jika ia ingin melakukan sesuatu, ia akan melakukannya, termasuk ketika ia melempar mainan atau berguling-guling di mal karena minta dibelikan mainan. Jika ia menginginkan sesuatu sekarang, ya ia harus mendapatkannya sekarang juga.

Di usia ini, ia juga mungkin akan sering memukul dan menggigit atau menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan konflik. Hal ini karena mereka belum mengerti perbedaan tindakan yang pantas dan dan tak pantas dilakukan.

Karenanya, sudah menjadi tugas Anda untuk memberitahu mereka ada cara yang benar dan salah dalam mengekspresikan emosi serta menyelesaikan konflik dengan orang lain.

Seiring Si Kecil bertambah besar, ia akan mulai mengerti adanya hubungan antara emosi yang meledak-ledak dengan konsekuensi negatif yang timbul akibatnya. Untuk mengajarkannya, Anda bisa menerapkan time out ketika ia tengah 'meledak'. Cara ini efektif untuk mengajarkan balita bahwa tantrum bukanlah cara yang baik untuk mengekspresikan emosi.

4-5 Tahun

Di usia ini, Si Kecil sudah memiliki selera humor. Ia sangat senang melakukan hal-hal yang bisa membuat orang lain tertawa.

Si 4 tahun juga mulai mengembangkan empatinya. Ia mulai mengerti bahwa orang lain juga memiliki perasaan dan tahu ketika seseorang tengah merasa sedih.

Di usia 5 tahun, Si Kecil akan menunjukkan kemajuan pesat dalam perkembangan emosinya. Ia menjadi sangat baik dalam mengontrol emosinya. Ia juga mulai bisa menyatakan perasaannya dengan mudah. Ia akan mau menunggu giliran dan bertanya terlebih dahulu sebelum mengambil barang yang bukan miliknya. Jika sesuatu membuatnya marah, ia akan menyampaikan dengan bahasa dan tindakan. Meskipun demikian, kadang ia menggunakan jurus tantrum dan tindakan fisik lainnya. 

Sumber: Motherandbaby

Video rekomendasi: