"Namanya Juga Anak-anak" Kalimat Ini Terdengar Biasa, Namun Ternyata Bisa Menghancurkan Hidup Anakmu! Orang Tua Wajib Baca, Tulisan Ini Berhasil Menusuk Jutaan Orang Tua!

Mendidik anak menjadi seorang yang sukses, adalah kunci yang paling utama dalam kehidupan seorang anak. Orangtua adalah peran terpenting dalam mata anak - anak untuk menjadi Role Model yang bisa dia tiru. Dalam perjalanan perkembangan seorang anak, setiap momen itu penting adanya. Banyak orangtua yang di luar sana yang bawa anaknya keluar, ambilin tas, termos minumnya, tapi lupa kalau mereka juga harus membawa "Didikan yang Benar". Alhasil, tidak heran banyak anak di luar sana yang "GAGAL MENJADI MANUSIA"

Kunci dasar seorang anak menjadi sukses kelaknya, terletak pada konsep dasar didikannya, dan faktor terbesar kedua adalah bagaimana sepasang suami istri yang kita sebut ayah dan ibu bekerjasama dalam mendidik seorang anak. Contoh kasus seperti ini :

Ketika kamu lagi jalan - jalan di satu pameran, kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri seorang anak kecil "dengan sengaja mendorong" sebuah patung pameran yang akhirnya, Pecah dan Hancur! Pasti dalam hati kita akan berbicara,"Dasar anak kurang ajar, gak ada didikannya!"

Ketika kita melihat seorang bapak - bapak, sedang merokok di dalam ruangan ber-AC yang jelas - jelas sudah ditulis [DILARANG MEROKOK] tapi masih saja dia lakukan, sama! Kita akan bilang dalam hati kita "Gak pernah sekolah ya? Gak tahu aturan banget!"

Akan tetapi, apa sih itu pendidikan? Guruku pernah berkata,"Karena pendidikanlah kamu melatih kualitas dan kebiasaan yang baik"

"Kan masih kecil, jangan terlalu keras lah sama anak - anak!"

"Kan masih kecil, dulu kamu juga gitu kok..."

"Anak ini malu kalau sama orang asing, ntar kalau terbiasa gak akan gitu kok"

"Namanya juga anak - anak, gak ngerti apa - apa, ntar gede juga ngerti sendiri..."

Kalimat - kalimat ini, tanpa kita sadari kita sudah "MEMBUNUH KARAKTER" mereka secara perlahan - lahan. Anak - anak akan mulai merasa, toh karna gw masih kecil ya gak apa - apa aku lanjutin aja. Setelah konsep ini tertanama dengan baik dan mulai merajarela di otak dan jiwa mereka, jangan heran kalau besar nanti, kamu akan melihat bagaimana kamu gagal mendidik seorang anak!



Ada sebuah contoh nyata yang pernah aku temui, di dalam kereta api. Waktu itu di depan saya berdiri seorang gadis belia, kira - kira 14 tahun, didatangi oleh seorang anak kecil cowok dan meminta snack ringan yang ada di tanganya. Karna gak kenal, otomatis gadis ini menolak untuk memberi, tapi tahukah kamu apa yang terjadi? Anak cowok ini mendorong si gadis belia itu begitu keras karna dia marah gak diberi snack, untung saja ada yang menahan gadis itu dari belakang, kalau tidak mungkin gadis itu bisa saja terluka.

Ketika hal ini terjadi? Bukankah penyesalan orangtua hanya jadi sebuah penyesalan belaka?


"Penjelasan dan Perlindungan Orangtua Kadang Membuat Anak Dibenci!"

Arnold, seorang anak cacat yang setiap hari ke sekolah harus menggunakan kursi roda. Tidak hanya kekurangan di motoroknya, tetapi perkembangan otaknya juga terlambat sehingga untuk menangkap pelajaran sekolah, agak sulit baginya. 

Akan tetapi sangat berbeda dengan anak di kasus sebelumnya, Arnold sangat diterima oleh semua teman - teman sekelasnya. Banyak sekali temannya, bahkan hampir 1 sekolah mengenal siapa itu Arnold. Kenapa begitu?

Pertama, Arnold anak yang sangat sopan, dan dia tahu batas dirinya sehingga tidak mau menyusahkan orang. Ketika jam olahraga, semau teman - temannya sudah turun ke lapangan, sedangkan dia masih di belakang pelan - pelan mendorong kursi rodanya. Banyak sekali teman - temannya mau membantunya meskipun dia sudah menolak dengan berkata,"gak apa - apa duluan aja... aku pelan - pelan saja, ntar juga nyampe kok di sana..."

Kedua, Arnold tidak CaPer. Dia tahu dia cacat, tetapi dia tidak akan membuat dirinya menjadi "Korban Dari Alam" ini. Dia tidak akan meminta bantuan ke teman - temannya kalau memang tidak dibutuhkan. Dia tidak pernah sekalipun mengucapkan "Lah aku kan cacat! Kalian ngertiin aku dong!"

Ketiga, Arnold tahu yang namanya BERBAGI. setiap kali kalau Arnold dikasih kue enak bikinan mamanya, dia pasti akan menyisakan dan panggil teman - temannya untuk makan bareng dia. Tidak hanya teman sekelas, kadang tukang sapu, tukang parkir, satpam sekolah pun dibagi oleh dia.

Satu hari, ketika aku menemani ibunya untuk menjemput Arnold, seorang paman yang bekerja sebagai petugas jaga pos di sekolah sedang ngobrol asik dengan Arnold. Bapak satpam ini senang ketika melihat ibu Arnold datang. Katanya,"Bu, saya tidak pernah sih melihat anak yang semanis ini. Memang dia kurang, tapi yakinlah bu, dia akan terus bertahan di dunia yang kejam ini, karena karakternya itu akan bikin dia disenangi orang dan pasti banyak orang akan membantunya, tanpa dia minta sekalipun. Tadi aja dia diantar ama temen sekelasnya nunggu di pos ini."

Raut wajah ibunya bangga, dan senang. Air mata yang jatuh dari kelopak mata ibunya itu bukan karna sedih memiliki anak seperti ini, tapi satu kebanggaan dia berhasil, menjadikan anaknya yang kurang, menjadi BERKELIMPAHAN di hati orang lain.

Inilah yang disebut dengan DIDIKAN. Seorang anak yang dididik dengan benar, akan menjadi seorang pribadi yang tahu dengan jelas, seberapa jauh kemampuannya, seberapa jauh dia harus meminta tolong kepada orang lain, dan tahu menghormati dan menghargai keperbedaan yang ada di dunia ini.

Karna itu aku menyimpulkan 14 konsep didikan dasar yang mungkin bisa membantu kita semua dalam mendidik anak kita :

1. Ketemu orang lain harus senyum dan sapa. Senyum itu ekspresi paling indah yang pernah ada di dunia ini

2. Ingat BERBAGI. Bagi apa yang kamu makan, apa yang kamu main, dan lama kelamaan, itu akan menjadi budaya yang berakar

3. Penuhi Janji. "Aku pinjam bukumu dan nanti aku balikin ya.","Nanti makan bareng ya", janji - janji kecil ini, harus bisa dipenuhi sebagai bentuk belajar bertanggungjawab dengan kata - katanya sendiri.

4. Tidak "gosip" dibelakang orang lain, belajar memilih "Ya kalau Ya, Tidak Kalau Tidak". Ini akan membuat si kecil tahu menghargai perbedaan

5. Tidak sembarangan memegang barang orang lain. Sebelum mau dipegang, dipinjem, apalagi dibawa pulang, ajarilah untuk bertanya terlebih dahulu ke pemiliknya.

6. Hak orang lain, jangan sembarangan "menilai". Anak kecil adalah orang yang paling jujur di dunia, tetapi dalam beberapa kondisi, kita harus mengajari mereka untuk mengontrol kata - kata, contoh, "rumah om kecil sekali ya..." "kok bajunya warnanya kusem sih", padahal mungkin pemilik rumah atau pemilik bajunya biasa - biasa aja.

7. Ketika melihat orang lain butuh bantuan secara perkataan atau fisik, ajarilah dia untuk membantu. 

8. Orang lain sedang berbicara, fokus dengarkan dan jangan memotong! Kita diberi 2 telinga dan 1 mulut dengan tujuan seperti itu. Cepat dan Tulus mendengarkan, tapi lambat untuk merespon dengan kata - kata.

9. Ingat ucapkan "Terima Kasih". Kalimat ini sederhana, mungkin gak bearti banyak, tapi kekuatan dari kata ini tidak boleh dianggap remeh.

10. Sopan kepada semua orang, kepada siapapun!

11. Ajarilah anak kecil untuk tenang ketika di ruang publik. Kalau dibiarkan, akan ada sifat "SUKA - SUKA GUELAH" ketika dia besar nanti.

12. Makanlah dengan sopan dengan budaya yang ada di meja itu. Berilah giliran pertama kepada yang lebih tua, dan makan secukupnya.

13. Bereskan piring, meja, dan kursi ketika selesai makan. Ini akan melatih kedisiplinan dia.

14. Duduk dengan sopan. Hal ini simpel, tapi akan membentuk karakternya dan bagaimana orang lain memandangnya.


Hanya inilah yang bisa aku bagikan kepada sobat pembaca semua. Ingat, didikan memang susah, tapi akan lebih susah lagi kalau kita tidak mulai mendidik sejak dini!

Kamu Mungkin Suka