Saat libur musim panas dan musim dingin tiba, biasanya anak-anak sekolah akan menggunakan kesempatan ini untuk bersantai di rumah dan menghabiskan waktu hanya dengan bermain.
Namun hal itu tidak terjadi pada anak yang satu ini. Liu Xiaodi adalah seorang anak laki-laki yang baru berusia 12 tahun. Ia tinggal di kota Taichung, Taiwan. Liburan musim panas dan musim dingin ia gunakan untuk mengumpulkan kardus bekas.
Liu Xiaodi naik sepeda dan berkeliling kota, semua kardus bekas itu ia tumpuk di belakang sepedanya. Meskipun berat tapi ia tidak menunjukan ekspresi pahit sama sekali, justru terlihat senyum manis dari wajahnya.
Orang-orang di sekitarnya sebenarnya bertanya-tanya mengapa Liu Xiaodi mau melakukan hal ini? Mengapa ia tidak bermain bersama teman-temannya saja, toh dia kan memang masih anak-anak?
Rupanya bocah ini berasal dari keluarga yang miskin dan single parent. Kondisi kesehatan ayahnya juga kurang baik. Sang ayah menderita penyakit diabetes dan kini penglihatannya sudah mulai menghilang.
Maka dari itu Liu Xiaodi ingin membantu sang ayah dengan mengumpulkan kardus bekas dan menjualnya kembali kepada tukang loak. Dengan demikian ia bisa mendapat uang untuk membayar uang sekolahnya.
Sebenarnya ada orang yang datang ke rumahnya dan berniat untuk membantunya. Orang tersebut mau membiayai keperluan sekolah Liu Xiaodi dan juga kebutuhan sehari-harinya, namun hal itu ditolak oleh Xiaodi secara sopan.
Anak ini tidak mau menerima bantuan apapun dari orang lain karena dia tidak mau membiasakan dirinya mengandalkan bantuan orang lain. Dia lebih senang bekerja banting tulang dan mendapatkan uang dari hasil keringatnya sendiri.
Hal ini membuat para tetangga dan orang-orang di sekitarnya menjadi terharu, bahkan tidak sedikit orang yang menangis melihat kondisi serta tekad anak ini. Liu Xiaodi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih mensyukuri hidupnya dan bekerja lebih giat lagi.
Sumber : fafa01
